TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA & KEINDAHAN
Kelompok 2 1PA17 :
1. Sahla Amalia (19514933)
2. Nandya Puspa Andini (17514815)
3. Michellin Hanada Fardiany (16514638)
4. Endah Puji Astuti (13514568)
5. Indrian Fadillah (15514329)
6. Syahrul Ramadhan Saputra (………)
KEINDAHAN
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik,
elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah
segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan
alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia
(wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman,
taman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan
sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat
Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata
“beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu
berasal dari bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang
berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi ”bonellum”
dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya sudut pandang keindahan dapat dibedakan atas:
- Keindahan dalam arti luas.
The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan
hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.. Jadi pengertian yang
seluas-luasnya meliputi :
- keindahan seni
- keindahan alam
- keindahan moral
- keindahan intelektual.
- Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik
seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
- Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda – benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna,
bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan
adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda
dan di antara benda itu dengan si pengamat
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang
terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of
formal relations of our sense perceptions).
Melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, sebenarnya, kita
bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri,
Adapun pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai
berikut :
- Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu
keindahan yang obyektif,
adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita
sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan
subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang
melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala
sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan
penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat
praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
- Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara
keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah benda
tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya
dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk
keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang
kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
- Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang
terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung
gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran
Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah:
Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu:
Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban
terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam.
Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu
sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan
semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya
Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai
unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang
lain
ESTETIKA
Kata estetika berasaldari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau
sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan
dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu
keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum.
Pengertian ini berdasarkan pada perasaan bila kita memandang sesuatu
obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya
yang sejalurdengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang
dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian
ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan
perasaan
Nilai itu dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak
kebenarannya. Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai
subjektif dan objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan
nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan nilai yang penting ialah :
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda
sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai
alat atau membantu.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bait, sajak,
irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
instrinsik.
Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar
dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu
merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh
tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan dapat dinilunati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor
kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
ALASAN MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN
Keindahan pada dasarya bersifat adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan.
lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar,
tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih
cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan
tujuan tertentu pula.
Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai
perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Berikut adalah tujuan manusia menciptakan keindahan
:
1) Tata Nilai yang Telah Usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang
merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin
paksa.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai
dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah
laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan
seksual.
3) Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat
orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak
berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya
tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan,
dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena
tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan
keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam
merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru
saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan
Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia adalah sesuatu yang indah, karena mereka menyukai terhadap
keindahan alam maupun terhadap keindahan seni. Keindahan alam adalah
‘keharmonisan yang menakjubkan dan hukum-hukum alam”, yang dibukakan
untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan
keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan manusia, yaitu
buatan seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk menciptakan
sesuatu yang indah, scbuah karya seni. Rata-rata manusia terhadap yang
indah tentu mengambil sikap terpesona. Bahwasannya tidak scmua orang
memuliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya
manusia mempunyai perasaan keindahan.
Keindahan yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan
seth, sehingga tidak terlepas dan pembicaraan tentang seni atau karya
seni (keindahan seni, seni sebagai intuisi dan cita-cita seni).
Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli atau
filosof, sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori
tentang keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat
bahwa seni adalah pengetahuan per septip perasaan yang khusus. lstilah
“estetika”, yang dikemukakan untuk pertama kali oleh
Baumgarten,
dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni
(artistik). Kemudian pengertian estetika berkenibang, akhir-akhir ini
diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Maka itu urutan uraian tentang keindahan dalam tulisan ini disusun sebagai berikut
- Pengertian keindahan
- Teori tentang keindahan dan seni (estetika)
- Perasaan keindahan (sensibilitas estctik), dan
- Keindahan seni yang meliputi seni sehagai intuisi dan cita-cita seni.
- PENGERTIAN KEINDAHAN
Ada banyak batasan yang diberikan pada kita, yang sanipai sekarang
belum ada kata sepakat tentang definisi keindahan yang obyektif.
Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat digolongkan pada 2
kelompok, yaitu:
(a). Definisi-definisi yang bertumpu pada obyek (keindahan yang obyektif )
(b). Definisi-definisi yang bertumpu pada subyck (keindahan yang subycktif).
Atas dasar kcdua pokok penilaian itu, keindahan dapat ditinjau dan makna yang
obyektif dan juga dan segi yang
subyektif.
Yang disebut keindahan
obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang diharuskan menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan yang disebut keindahan
subyektif,
adalah keindahan yang biasanya ditinjau dan segi subyck yang diharuskan
mcnghayatinya. Dalam ha! mi keindahan adalah segala sesuatu yang dapat
mcnimbulkan rasa senang pada din si penghayat tanpa diiringi
keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu yang praktis untuk
kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan
hubungan-hubungan yang formal daripada pcngamatan yang dapat menimbulkan
rasa senang
(Beauty is unity of format relation among our sence perceptions).
Atau keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada
subyck yang melihatnya, dan bertumpu kepada ciri-ciri yang terdapat pada
obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas,
dikatakan yang paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah
lebih dalam, batasan Hebert Read itu terlalu ditentukan oleh subyck dan
dianggap sebagai perpaduan unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert
Read itu sifatnya terlalu sensual (jasmaniah), kurang ditinjau dan segi
obyek yang diamati yang memiliki keindahan itu. Keindahan itu tidak
hanya merupakan pcrpaduan dan peng amatan panca indera semata-mata,
tetapi lebih daripada visual melulu, lebih dalam lagi, juga merupakan
pcrpaduan pengamatan batiniah. Pengertian keindahan tidak hanya terbatas
pada kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan
spiritual.
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan
keindahan yang bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan
itu. Di bawah ini dikemukakan beberapa diantaranya adalah:
- Menurut Leo Tolstoy (Rusia) > Dalam bahasa Rusia
tcrdapat istilah yang serupa dengan keindahan yaitu “krasota”, artinya
that wich pleases the sigh atau suatu yang mendatangkan rasa yang
menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia tidak punya
pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa Rusia yang indah hanya
yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy,
keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi
yang melihat.
- Menurut Alexander Baurngarten (Jerman).>
Keindahan itu dipandang scbagai kcseluruhan yang mcrupakan susunan yang
teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian itu crat hubungannya
satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is on of parts
in their manual relations and in their relations to the whole).
- Menurut Sulzer.> Yang indah iu hanyalah yang
baik. Jika bcluni haik, ciptaan itu bclum indah. Keindahan hartis dapat
memupuk pcrasaan moral. Jadi ciptaan amoral adalah tidak indah, karena
tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
- Menurut Winchelman.> Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada kebaikan.
- Menurut Shaftesbury (Jerman).> Yang indah itu
adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena yang proporsinya
harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan de-ngan kebaikan.
Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah yang baik.
- Menurut Humo (Inggris).> Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang.
- Menurut Hemsterhuis (Belanda) >Yang indah adalah
yang paling banyak mendatangkan rasa senang dan itu adalah yang dalam
waktu sesingkat-singkatnya paling banyak mcmberikan
pengamatan-pengamatan yang mcnycnangkan itu.
- Menurut Emmanuel Kant.> Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan segi arti yang sub ycktif dan kedua dan segi arti yang obyektif.
(a). Yang subyektif.
Keindahan adalah sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa sangkut
paut dengan kegunaan praktis, tetapi mendatangkan rasa senang pada si
penghayat.
(b). Yang obyektif.
Keserasian dan suatu obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, scjauh obyek ini tidak ditinjau dan segi gunanya.
- Menurut at – Ghazzali.> Keindahan sesuatu benda
terletak di dalam perwujudan dan kcscmpurnaan, yang dapat dikenali
kembali dan sesuai dengan sifat bcnda itu. Bagi setiap benda tcntu ada
pcrfcksi yang karakteristik, yang berlawanan dengan itu dapat dalam
keadaan-keadaan tertenlu mcnggan tikan perfeksi karakteristik dari benda
lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam sebuah
benda itu merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi;
apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu mempunyai nilai
keindahan sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di
dalamnya.
Misalnya sebuah karangan (tulisan) yang paling indah ialah yang
mempunyai semua sifat- sifat perfeksi yang khas bagi karangan (tulisan),
seperti keharmonisan huruf-huruf, hubung an arti yang tcpat satu sama
lainnya, pelanjutan dan spasi yang tepat dan susunan yang mcnyenangkan.
Di samping lima rasa (alat) untuk mengemukakan keindahan di alas, al
Ghazzali juga menambahkan rasa keenam, yang disebutnya dengan ‘ (ruh,
yang disebut juga sebagai “spirit”, “jantung “pemikiran”, “cahaya”),
yang dapat merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam (inner
world) yaitu nilai-nilai spiritual, moral dan agama.
Dari batasan tersebut di atas, keindahan sebagai pengertian mem
punyai arti yang relatif berdasarkan subyeknya. Oleh karena keindahan
itu relatif, maka sebaiknya meninjau seni (anpa sangkutnya dengan
keindahan.
- ESTETIKA (TEORI TENTANG KEINDAHAN DAN SENI)
Manusia memiliki sensibilitas esthetis, karena itu manusia tak dapat
dilepaskan dan keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam
kcsempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika mi, kemanusiaan tidak
lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.
Dcmikian cratnya kehidupan manusia dengan keindahan, maka banyak para
ahli/ccndckiawan mengadakan studi khusus tentang keindahan.
Teori tentang keindahan dan seni dikembangkan dan pengertian
“estetika”. Aslinya estetika berarti ‘ tentang ilmu penginderaan” yang
sesuai dengan pengertian etiinologisnya. Tetapi kemudian diberi
pengertian yang dapat ditenima lebih luas ialah teori tentang keindahan
dan seni”.
Filosof yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang
studi khusus ialah Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan
penggunaan istilah ‘estetika” untuk teori tentang keindahan artistik,
karena ia berpendapat seni sebagai pengetahuan perseptif perasaan yang
khusus. Tetapi filosof lain yaitu Kant tidak sependapat, sehingga ia
tidak pernah menggunakan istilah estetika dalam memperbincangkan teori
tentang kein dahan dan seni.
Aristoteles menggunakan istilali “puitik dan ‘ untuk teori keindahan
artistik, yang oleh Baumgarten dijadikan bagian khusus dan
estetika.Dahulu estetika dianggap sebagai suatu cabang filsafat,
sehingga memiliki atau diberi pengertian sebagai sinonim dan ‘filsafat
seni. Tetapi sejak akhir abad 19, lebih-lebih akhir- akhir ini ada suatu
gejala yang menekankan sifat-sifat imperis, oleh karena itu menganggap
sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Dalam sejarah peradaban manusia, perhatian pada estetika demikian
menonjOl dan berpengarUh langsung atau tidak langsung memprakarsai
aspek-aspek kehidupan intelcktual dan spiritual dalam masyarakat. Bangsa
Yunani kuno telah menyadari betapa pentingnya anti keindahan dan seni
dalam konsep hidup manusia. Dan bangsa Timur (termasuk Indonesia) bahkan
lebih tinggi mcnempatkan penhingnya keindahan dan seni dalam konsep
hidupnya. hasil-hasil karya seniman timur, merupakan penampilan ekspresi
tertinggi tentang kebutuhan spiritual ini. Bangsa bangsa Timur seperti
halnya Plato melihat adanya hubungan harmonis an tara seni dan
keindahan. Bangsa Indonesia telah mempcnlihatkan hal mi sejak sebelum
kedatangan orang-orang Hindhu di Indonesia. Menurut Prof. H. Muhammad
Yamin yang dikemukakan dalam bukunya 6000 tahun Sang Merah Putih”, yang
dikutip dan pendapat Kern, bahwa bangsa Indonesia sebelum datangnya
orang-orang Hindhu di Indonesia telah memiliki tujuah kepadaian
Austronesia, yaitu:
- Pandai bersawah berladang.
- Pandai beternak dan menyalurkan air.
- Pandai bcnlayar dan melihat bintang.
- Berkepercayaan sakti yang teratur.
- Berkesenian rupa, pahat dan logam.
Berdasarkan kepandaian yang tujuh tersebut di atas, dalam jaman
prascjarah itu sungguhlah jikalau kita pikirkan meriahnya hidup
kepercayaan yang melahirkan kesenian di lapangan kewarnaan, kepahatan,
kelogaman dan keukiran serta pengertian tentang ilmu hitung.
Dan kctcrangan tersebut di atas, bangsa Indonesia tclah terbukti
bahwa sejak masa prasejarah telah mcncmpatkan pentingnya arti keindahan
seni dalam konsep hidupnya. Beberapa bukti yang telah sampai ke jaman
kita sekarang mi mcnunjukkan hal itu. Waruga, yaitu kubunan batu yang
terdapat di Gunung Kidul di sebelah selatan Yogyakanta, Pascmah dan Jawa
Timur, yang usianya barangkali lcbih tua daripada jaman perunggu In
donesia, di antara Waruga itu ada yang menyimpan lukisan berwarna-warna.
Satu daripadanya melukiskan bendera mcrah putih yang berkibar di
bclakan.g scorang perwira menunggang kcrbau, sepcnti yang berasal dan
kaki gunung Dompu.
Demikian dan itulah beberapa bukit bahwa bangsa Indonesia telah
menyadari scjak jaman dahulu kala, bctapa pcntingnya arti keindahan dan
seni dalam konsep hidupnya.
- PERASAAN KEINDAHAN (SENSIBILITAS ESTETIS)
Manusia dikatakan adalah makhluk bcnpikir atau homosapiens. Tetapi
manusia itu bukan semata-mata makhluk yang berpikir, sekedar homo
sapiens yang steril. Manusia disamping makhluk berpikin, juga merasa dan
mengindera. Melalui panca indera manusia dapat merasakan sesuatu.
Apabila manusia merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau
menggembirakan dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga
terjadi, kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan
sesuatu yang indah. Rasa kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan
yang ada pada setiap orang itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki
pcrasaan keindahan.
KESIMPULAN
Keindahanberasal dari kata indah, keindahan adalah sifat dari sesuatu
yang member kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas,
menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan.
Keindahan Dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera
Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. “Keindahan”pada
hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan itu
manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana keindahan itu peraasaan
“(ke)-manusia-(annya)”tidak terganggu.
REFERENSI
Widagdho, Djoko, Drs, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : BumiAksara, 2008)
M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)
Mustopo, M. Habib, Ilmu Budaya Dasar, Manusia dan Budaya : Kumpulan Essay, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983)
Wikipedia Indonesia tentang Keindahan, (wikipedia.com)
Anthoine, Jurnal Manusia dan Keindahan, (anthoine.multiply)
Dwi, Disini Aku, Manusia dan Keindahan, (akudisinidwi.wordpress)
Opini :
Pendapat saya mengenai hubungan antara manusia dan keindahan yaitu
pada dasarnya keindahan yang dapat dirasakan setiap manusia berbeda-beda
tergantung dari pandangan manusia tersebut akan suatu hal yang dapat
membuatnya merasa tentram dan nyaman. hal yang membuat pandangan dari
masing-masing manusia berbeda-beda yakni kadar pengetahuan manusia itu
sendiri akan nilai estetika. karena perbedaan inilah penilaian seseorang
akan suatu karya seni ataupun pemandangan dapat berbeda-beda.
Semakin tinggi nilai estetik yang dimiliki oleh seseorang maka akan
semakin tinggi pula standar orang tersebut mengenai kata indah dan
keindahan dari suatu pemandangan maupun karya seni yang dilihatnya.
wujud nyata yang memperlihatkan perbedaan ini ialah ketika seseorang
dengan pengetahuan estetik yang rendah bertemu dengan orang yang
memiliki pandangan estetika yang tinggi dan keduanya diminta untuk
menilai suatu karya seni maka orang dengan kadar pengetahuan estetik
yang rendah akan dengan cepat memutuskan bahwa karya tersebut sangat
indah, tetapi seseorang dengan kadar pengetahuan estetik yang tinggi
belum tentu mengatakan hal itu indah, karena seseorang yang demikian
relatif memiliki standar akan suatu keindahan yang tinggi.