PENGARUH
DAN KEKUASAAN
1. Definisi
Kekuasaan
a. Menurut
Harold D. Laswell dan Abraham Kaplan Pengertian kekuasaan adalah suatu hubungan
dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan (Power is a
relationship in which one person or group is able) tindakan seseorang atau
kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama (to determine the action of
another in the direction of the former’s own ends).
b. Rusel
Mengatakan, Pengertian Kekuasaaan merupakan suatu produksi dari akibat yang diinginkan.
c. Bierstedt
memberikan pernyataan mengenai Pengertian Kekuasaan yaitu kemampuan untuk
mempergunakan kekuatan.
2. Sumber
Kekuasaan
Ada pun sumber kekuasaan itu
sendiri ada 3 macam,yaitu:
a. Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan
·
Kekuasaan formal atau Legal (French
& Raven 1959)
Contohnya
komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Kendali
atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959) Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah
buruhnya, kepala suku atau kepala kantor
yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
·
Kendali atas hukum (French & Raven
1959)
Kepemimpinan
yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak
dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu
karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang
takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak
seniornya itu selalu dituruti.
·
Kendali atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa
yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling
tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi
seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi
pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
·
Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber
kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
·
Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang
atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh
menentukan posisi anggotanya.
·
Kendali atas tata lingkungan.
Kepala
dinas tata kota berhak memberi izin
bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan
lingkungan.
b. Kekuasaan
yang bersumber pada kepribadian.
Berasal
dari sifat-sifat pribadi.
·
Keahlian atau keterampilan (French &
Raven 1959)
Contohnya
pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena
dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
Persahabatan
atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat
dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber
kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin
yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
Karisma
(House,1977)
Ciri
kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga
merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
c. Kekuasaan
yang bersumber pada politik
·
Kendali atas proses pembuatan keputusan
(Preffer & Salanick, 1974)
Ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
·
Koalisi (stevenson, pearce & porter
1985)
Ditentukan
hak dan wewenang untuk membuat kerjasama dalam kelompok.
·
Partisipasi (Preffer, 1981)
Pempimpin
yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
·
Institusionalisasi
Pempimpin
agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu
perusahaan.
3. Definisi
Pengaruh
a. Jon
Miller. Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia.
b. Wiryanto:
pengaruh adalah seseorang yang memiliki kelebihan untuk mempengaruhi seseorang,
biasanya memiliki nilai lebih dibanding orang lain yang dapat dilakukan oleh
tokoh formal, yaitu tokoh resmi yang ditunjuk untuk menjadi orang berpengaruh
maupun informal yang dengan kelebihannya sendiri ia dipilih oleh sebagian orang
dengan sukarela.
c. Surakhmad:
pengaruh merupakan suatu kekuatan yang dimunculkan dengan sengaja dari
seseorang atau dari suatu benda sehingga dapat memunculkan suatu perubahan
reaksi terhadap segala sesuatu yang ada di sekeliling yang berpengaruh.
4. Jenis-
jenis Pengaruh
Jenis-jenis spesifik perilaku yang
digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan
dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah
mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut
sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
a. Persuasi
Rasional
Pemimpin
menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut.
b. Permintaan
Inspirasional
Pemimpin
membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut.
c. Konsultasi
Pemimpin
mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau
perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut.
d. Menjilat
Pemimpin
menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada dalam
keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
e. Permintaan
Pribadi
Pemimpin
menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap
dirinya ketika meminta sesuatu.
f. Pertukaran
Pemimpin
menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk
membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila
pengikut membantu pencapaian tugas.
g. Taktik
Koalisi
Pemimpin
mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut.
h. Taktik
Mengesahkan
Pemimpin
mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan, hal
itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi
organisasi.
i. Menekan
Pemimpin
menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa
yang diinginkan.
Pengaruh Taktik Organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence
Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk
mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau
bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat
mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang
pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk
mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah
dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah
yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire
(Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada
sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all,
2009), yaitu:
• Persuasi Rasional (Rational
Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
• Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada
orang lain.
• Konsultasi (Consultation), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang
dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan
dilaksanakan.
• Mengucapkan kata-kata manis
(Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
• Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals),
terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan
sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
• Pertukaran (Exchange), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu
kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti
suatu permintaan tertentu.
• Koalisi (Coalitions), terjadi jika
seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar
orang yang dijadikan target setuju.
• Tekanan (Pressure), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau
permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
• Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya,
atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan
atau aturan organisasi.
Referensi: