1) Aspek
psikologis penggunaan internet.
Michelle Weil,
seorang Psikolog dan pengarang buku terkenal, memberikan contoh konkrit tentang
seorang gadis yang dijauhi oleh teman-temannya lalu kemudian menghabiskan waktu
untuk mojok berchatting-ria dengan menampilkan karakter yang sangat
kontradiktif dengan karakter aslinya. Akibatnya, lama kelamaan ia semakin jauh
dengan kenyataaan sosial yang ada, bahkan tidak bisa menerima diri apa adanya.
Menurut pakar psikoanalisa terkenal seperti Erich Fromm, kondisi
demikian dinamakan neurosis. Kondisi neurosis yang
berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan jiwa yang serius. Michelle lebih
lanjut menambahkan, bahaya latennya adalah terbentuknya kepribadian
online yang berbeda dengan yang asli.
Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika
dia berada didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat
didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah
bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia
maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak
bebicara.
2) Aspek demografis dari individu penguna internet.
Aspek demografis adalah aspek yang harus mempertimbangkan
gender, usia, budaya dalam interaksi individu dan internet. Dari segi gender,
mempermudah wanita mengetahui hal- hal apa saja yang dilakukan oleh laki- laki,
misalnya dalam hal polotik, olahraga, dll. Dari segi usia, mayoritas pengguna
internet dari kalangan anak muda. Dari segi budaya, anak muda dikelilingi oleh
budaya- budaya yang sudah terkena globalisasi. Jadi, banyak anak muda yang
menggunakan sosial media lebih dari satu.
·
Dampak positif: Tentu saja ada pengaruh
positif dari penggunaan (bukan kecanduan) internet terhadap kepribadian
seseorang, seperti pendapat dari salah seseorang sosiolog yaitu Reid
Steere, seorang Sosiolog dari Los Angeles mengatakan, jika seseorang
menggunakan internet sebagai media eksplorasi diri dengan kesadaran penuh, ia
akan mengalami pertumbuhan sebagai hasil dari refleksi dirinya secara utuh
melalui internet.
·
Dampak negatif: berbanding terbalik dari
dampak positif yaitu jika tidak pintar menggunakan internet, individu dapat
menjadi anti sosial di dunia nyata.
3) Contoh kasus dari internet Addiction Disorder.
Bandung - Bocah laki-laki putus sekolah ini
bisa larut seharian di warung internet (warnet) sembari memolototi layar
monitor komputer. Dogol (15), nama samarannya, berprinsip pantang pulang
sebelum menuntaskan permainan game online. Sudah tak terhitung berapa kali ia
bolak balik warnet. Kebablasan menyantap game online berdampak buruk terhadap perilaku
Dogol. Ia terjerat hukum lantaran bertindak kriminal. Tak punya duit untuk main
game online, Dogol nekat mencuri sepeda motor. Kasus kejahatan anak di bawah
umur itu ditangani Polsek Andir.
"Saya sudah kecanduan game online. Sering main
dari pagi sampai pagi lagi, hanya bocah ini bertindak kriminal gara-gara
kecanduan game online
Dogol berperawakan mungil ini berniat mempreteli
satu persatu onderdil motor. "Tadinya mau dijual ke padagang loak,"
ungkap bocah yang mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga kelas
tiga ini, yang mengaku menyesal lantaran beraksi kriminal. Kasus ini terungkap
saat Dogol mencoba mencuri sepeda motor terpakir di halaman rumah warga,
kawasan Margaasih, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Modusnya mengeser-geser motor
tanpa merusak kunci kontak. Namun ketika sudah beberapa langkah menggeser
motor, aksinya tepergok warga. Dogol akhirnya mengaku hendak mencuri, dan
langsung diamankan ke Mapolsek Andir.
Terkait penanganan kasus yang melibatkan anak di
bawah umur, penyidik Polsek Andir tampak hati-hati. Sepanjang diminta
keterangan, Dogol selalu didampingi orangtuanya dan petugas Badan
Pemasyarakatan (Bapas) Kota Bandung. Meski menginap di Polsek Andir, penyidik
mengaku tetap memerhatikan hak anak, dan menjaga psikologi Dogol agar tak
tertekan.
"Motif ia (Dogol) mencuri karena ingin main
game online. Belakangan diketahui juga kalau dia sering mengambil barang
berharga dan uang milik orang tuanya di rumah. Dia klepto, ada barang berharga
milik orang lain yang ditemuinya selalu diambil. Bahkan orang tuanya terpaksa
menyimpan dompet di bawah bantal kamar tidur," jelas Kapolsek Andir Kompol
Anwar Haidar didampingi Kanitreskrim Polsek Andir AKP Niko N. Adi Putra.
Tersangka kepada polisi mengaku baru sekali mencuri
motor. Namun begitu, polisi tetap menyelidiki apakah ada jaringan atau pihak
lain yang memanfaatkan keluguan anak baru gede (ABG) tersebut.
"Kami selalu berkoordinasi dengan Bapas dalam
menangani kasus ini. Berkas penyidikan pun dipercepat," tambah Niko.
Dogol melanggar Pasal 362 KUH Pidana tentang
mengambil barang orang lain untuk maksud dimiliki oleh pribadi dengan melawan
hukum. Tentu saja ancaman hukuman itu berlaku setelah nanti Polsek Andir
berkoordinasi dengan pihak Bapas mengingat Dogol masih di bawah umur.
·
Cara mencegah: Sejak anak mulai mengenal
internet atau diperkenalkan oleh internet, orang tua seharusnya lebih bisa
mengawasi anaknya dalam penggunaan internet. Dan mengawasi dalam hal waktu
menggunakan internet.
·
Solusi: Solusi dari masalah diatas
menurut saya adalah anak tersebut harus diberi hukuman supaya jera, misalnya dilakukan
pengurangan dalam pengunaan internet. Dilakukan pengawasan yang ketat dari
orang tua dan guru.
4) Etika dalam penelitian internet.
Adanya peraturan yang harus dilakukan dalam etika
penelitian dalam internet, di antaranya adalah:
- Menghormati martabat subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus menjunjung tinggi
martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi
subjek juga harus dihargai.
·
Asas kemanfaatan.
Penelitian yang dilakukan harus mempertimbangkan
manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila
manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan
terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan
harus menjaga kesejahteraan manusia.
- Berkeadilan
Dalam melakukan penelitian, setiap orang
diberlakukan sama berdasarkan moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan
kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
- Informed consent
Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari
subjek penelitian untuk diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek
utama informed consent yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam
informed consent harus ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan.
Baik mengenai tujuan penelitian, tatacara penelitian yang akan dilakukan,
manfaat yang akan diperoleh, kemungkinan resiko yang akan terjadi, dan adanya
pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri kapan saja.
5) Faktor penyebab
plagiat dan upaya tidak plagiat.
Beberapa faktor yang
menyebabkan tindak plagiat:
- Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah.
Mahasiswa seringkali di berikan banyak tugas oleh
dosen. Di dalam membuat tugas yang di berikan oleh dosen, sebagian mahasiswa
belum mengerti tentang bagaimana tata cara membuat karya ilmiah.
Oleh sebab itulah sangat penting untuk memahami tata cara penulisan
yang baik dan benar.
- Penyalahgunaan
teknologi
Di dalam erang yang serba modern, banyak sekali kita
mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui medai cetak maupun
media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi
sebagai bahan referensinya, internet adalah salah satu contoh
yang sering di gunakan oleh mahasiswa untuk bahan referensi. Akan tetapi
mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam
tugasnya.
- Malas.
Sifat malas pasti ada pada
dalam diri seorang manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti
mempunyai sifat malas. Karena dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen
sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan copy-paste karya
seseorang dengan tidak mencantumkan darimana sumber
yang mereka dapatkan.
- Tidak
percaya diri
Mahasiswa sangat berbeda sekali dengan seorang siswa.
Seringkali mereka tidak percaya diri akan pikiran-pikiran yang mereka
keluarkan. Bahkan mereka beranggapan karya orang orang lain di
anggap lebih sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi tiu belum
pasti benar. Yang harus di tanamkan di dalam diri setiap mahasiswa adalah kepercayaan
diri.
- Hanya
menginginkan nilai bagus.
Bayak mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapatkan
gelar saja. Mereka tidak dapat mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka
berfikiran sempit dengan beranggapan kuliah hanya untuk mendapat
nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus
dari dosen.
- Sanksi
belum ditegakkan secara tegas.
Di Indonesia sudah terdapat
perlindungan terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang
sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih
terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang
asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya seorang plagiator.
Ditinjau dari faktor-faktor yang telah
diuraikan diatas, penyebabkan plagiat tetap berlangsung di kalangan mahasiswa,
ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi
plagiat ialah sebagai berikut:
- Mempelajari
tata cara penulisan karya ilmiah.
Di dalam kehidupan sebagai mahasiswa kita
harus selalu membaca. Kita pasti mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah
karya tulis ilmiah. Sehingga kita baca dan pahami bagaimana tatacara
dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
- Tindakan
yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus bertidak tegas terhadap para plagiator.
Jangan pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum dapat
berjalan dengan lancar dan membuat jera para plagiator.
- Menanamkan
moral anti plagiat dalam diri sendiri.
Penanaman moral anti plagiat sangat
penting sekali. Mereka harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai
yang baik dalam mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita
cari. Sehingga terdi sifat menghargai antar karya seseorang.
Referensi: